Bookmarks
Archive
-
▼
2011
(26)
-
▼
April
(15)
- GUA SUNYARAGI
- Babad cirebon kisah tari topeng
- Kesultanan Cirebon pada masa 1445-1667
- sunan gunung jati
- Tradisi sedekah bumi di cirebon
- masjid merah panjunan di cirebon, jawa barat
- sejarah adzan pitu di cirebon
- BUDAYA
- pandawa lima
- sungai di dasar laut ( keajaiban allah )
- SUNGAI DI DASAR LAUT ( KEAJAIBAN ALLAH )
- ziarah walisongo
- masjid quba mas
- iwi s - tarling - Angin Sore
- Darso - Kabogoh Jauh
-
▼
April
(15)
Categories
- budaya (1)
- burung (bird) (1)
- documenter (1)
- foto (2)
- lukisan (2)
- muludan gegesik (1)
- paksi (1)
- pandawa lima (1)
- sejarah cirebon (3)
- tarling (1)
- tempat wisata (1)
- video (6)
- wayang (4)
- ziarah walisongo (2)
listen please
Sabtu, 30 April 2011
Babad cirebon kisah tari topeng
Published :
03.31
Author :
Unknown
Menulis tentang keberadaan seni Tari Topeng Cirebon dengan kaitannya di dalam Keraton Cirebon, maka tidak bisa lepas dari perjalanan sejarah berdirinya Penguasa Islam di daerah pesisir ini.
Pada saat berkuasanya Sunan Gunung Jati sebagai Pimpinan Islam di Cirebon, maka datanglah percobaan untuk meruntuhkan kekuasaan Cirebon di Jawa Barat. Tokoh pelakunya adalah Pangeran Welang dari daerah Karawang. Tokoh ini ternyata sangat sakti dan memiliki pusaka sebuah pedang bernama Curug Sewu. Penguasa Cirebon beserta para pendukungnya tidak ada yang bisa menandingi kesaktian Pangeran Welang. dalam keadaan kritis maka diputuskan bahwa utnuk menghadapi musuh yang demikian saktinya harus dihadapi dengan diplomasi kesenian. Setelah disepakati bersama antara Sunan Gunung Jati, Pangeran Cakrabuana dan Sunan Kalijaga maka terbentuklah team kesenian dengan penari yang sangat cantik yaitu Nyi Mas Gandasari dengan syarat penarinya memakai kedok/topeng.
Mulailah team kesenian ini mengadakan pertunjukan ke setiap tempat seperti lazimnya sekarang disebut ngamen. dalam waktu singkat team kesenian ini menjadi terkenal sehinga Pangeran Walang pun penasaran dan tertarik untuk menontonnya. Setelah pangeran Walang menyaksikan sendiri kebolehan sang penari, seketika itu pula dia jatuh cinta, Nyi Mas Gandasari pun berpura – pura menyambut cintanya dan pada Saat Pangeran Walang melamar maka Nyi Mas Gandasari minta dilamar dengan Pedang Curug Sewu. Pangeran Walang tanpa pikir panjang menyerahkan pedang pusaka tersebut bersamaan dengan itu maka hilang semua kesaktian Pangeran Walang.
Dalam keadaan lemah lunglai tidak berdaya Pangeran Walang menyerah total kepada sang penari Nyi Mas gandasari dan memohon ampun kepada Sunan Gunung Jati agar tidak dibunuh. Sunan Gunung Jati memberi ampun dengan syarat harus memeluk agama Islam. Setelah memeluk agama Islam Pangeran Walang dijadikan petugas pemungut cukai dan dia berganti nama menjadi Pangeran Graksan. Sedangkan para pengikut Pangeran Walang yang tidak mau memeluk agama Islam tetapi ingin tinggal di Cirebon, oleh Sunan Gunung Jati diperintahkan untuk menjaga keraton – keraton Cirebon dan sekitarnya.
( Cerita ini diambil dari buku Babad Cirebon Carang Satus dan pernah dipentaskan melalui pagelaran Wayang Golek Cepak oleh Dalang Aliwijaya di Keraton Kacirebonan Cirebon ).
Melihat keberhasilan misi kesenian topeng bisa dijadikan penangkal serangan dari kekuatan – kekuatan jahat maka pihak penguasa Cirebon menerapkan kesenian topeng ini untuk meruat suati daerah yang dianggap angker. Dan kelanjutannya kesenian topeng ini masih digunakan di desa – desa untuk upacara ngunjung, nadran, sedekah bumi dan lain – lainnya.
Setelah masyarakat menerima tradisi meruat itu, di samping harus ada pagelaran wayang kulit juga harus menampilkan tari topeng, maka tumbuh suburlah penari – penari topeng di Cirebon. Namun yang mula – mula menarikan tari topeng ini kebanyakan para dalang wayang kulit yang sebelum pentas wayang, pada siang hari sang dalang harus menari topeng terlebih dahulu. Oleh karenanya para dalang wayang kulit yang lahir sebelum tahun 1930 diwajubkan untuk mendalami tari topeng terlebih dahulu sebelum menjadi dalang wayang kulit. Dalam hubungannya pihak keraton selalu melibatkan kesenian untuk media dakwah dalam penyebaran agama Islam, dan pihak keraton memberikan nama Ki Ngabei untuk seniman yang juga berdakwah.
Kesenian tari topeng Cirebon menjalankan sisi dakwah keagamaan dengan berpijak kepada tata cara mendalami Islam di Cirebon yang mempunyai 4 (empat) tingkatan yang biasa disebut : Sareat, Tarekat, Hakekat dan Ma’ripat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Masyarakat pantai utara Cirebon, yang terkenal dengan udang dan petisnya, bermata pencaharian utama bertani dan melaut sejak zaman dulu suda...
-
Berikut silsilah Kesultanan Cirebon : 1445-1479 Pangeran Cakrabuana (Sultan Cirebon I) 1479-1568 Sunan Gunung Jati (Sultan Cirebon II) 1568-...
-
ini adalah patung soekarno yang saya ambil pada tahun 2010 pada saat ziarah ke makam ir.soekarno
-
Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari sembilan orang penyebar agama Islam terkenal di Pulau Jawa yang dikenal dengan sebutan Wali Sanga. ...
-
Tarling adalah salah satu jenis musik yang populer di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Indramayu dan Cire...
-
batik cirebon adalah warisan budaya dari cirebon yang memiliki banyak corak dan motif dan sudah sangat terkenal sampai mancanegara.
-
Dilihat dari luar, Masjid Merah Panjunan sangat menarik perhatian, terutama bagi orang yang baru pertama kali datang ke Cirebon, Jawa Barat....
Labels
- budaya (1)
- burung (bird) (1)
- documenter (1)
- foto (2)
- lukisan (2)
- muludan gegesik (1)
- paksi (1)
- pandawa lima (1)
- sejarah cirebon (3)
- tarling (1)
- tempat wisata (1)
- video (6)
- wayang (4)
- ziarah walisongo (2)
0 komentar:
Posting Komentar